IDNpost.com, Gianyar – Desa di Bali yang terus berkembang, menghadapi dinamika sosial seiring bertambahnya populasi, termasuk gelombang pendatang dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk menjaga stabilitas dan kerukunan, peran Kepala Dusun (Kadus) Banjar Rangkan, Wayan Ariasa, menjadi sentral dalam sistem pengawasan warga non-lokal.
“Kami menyadari pertumbuhan penduduk yang pesat. Oleh karena itu, pengawasan terhadap pendatang, khususnya dari NTT, menjadi prioritas,” ujar Wayan Ariasa. Menurutnya, pendekatan yang dilakukan adalah pendataan aktif dan komunikasi intensif. Setiap warga pendatang diwajibkan melapor dengan mengumpulkan data diri.
“Kami tidak ingin ada celah keamanan atau potensi gesekan sosial. Dengan data yang lengkap, kami bisa memonitor dan membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan serta memahami norma dan adat istiadat di Ketewel,” jelasnya. Ia menambahkan, warga lokal juga dilibatkan aktif untuk melaporkan jika ada pendatang baru yang belum terdata.
Kerja sama dengan aparat desa adat dan pihak keamanan setempat menjadi kunci sukses pengawasan ini. “Tujuannya bukan untuk mempersulit, melainkan memastikan semua warga, baik lokal maupun pendatang, merasa aman dan nyaman hidup berdampingan di Banjar Rangkan,” pungkas Ariasa, menunjukkan komitmen banjar dalam menjaga harmoni desa.